Minggu, 23 Oktober 2016



ILMUWAN ISLAM PENEMU KONSEP MATEMATIKA DALAM PERADABAN ISLAM DAN DUNIA

Sekarang ini kita lebih mengenal tokoh-tokoh matematika barat daripada tokoh-tokoh matematika muslim, padahal banyak tokoh-tokoh matematika muslim diantaranya bahkan ada yang menemukan konsep matematika, adapun beberapa ilmuwan matematika muslim yaitu sebagai berikut.

1.      Muhammad ibn Musa al-Khawarizmi.
Beliau dilahirkan di Bukhara. Al-Khawarizmi adalah seorang tokoh Islam yang berpengetahuan luas, bukan hanya dalam bidang syariat tapi di dalam bidang falsafah, logika, aritmatika, geometri, musik, ilmu hitung, sejarah Islam dan kimia. Berikutnya Al-Biruni atau Abu Raihan Al-Biruni merupakan matematikawan Persia, astronom, fisikawan, sarjana, penulis ensiklopedia, filsuf, pengembara, sejarawan, ahli farmasi dan guru, yang banyak menyumbang kepada bidang matematika, filsafat, obat-obatan. Abu Raihan Al-Biruni dilahirkan di Khawarazmi, Turkmenistan atau Khiva di kawasan Danau Aral di Asia Tengah yang pada masa itu terletak dalam kekaisaran Persia.
Mungkin kita sudah sering mendengar istilah algoritma, Dalam kamus besar bahasa Indonesia algoritma berarti prosedur sistematis untuk memecahkan masalah matematis dalam langkah-langkah terbatas. Sebenarnya nama algoritma diambil dari nama julukan penemunya yaitu al-Khawarizmi seorang matematikawan muslim yang dilahirkan di Khawarizm, Uzbekistan.
Al-Khawarizmi (Khawarizm,Uzbekistan, 194 H/780 M-Baghdad, 266 H/850 M). Ilmuwan muslim, ahli di bidang ilmu matematika, astronomi, dan geografi. Nama lengkapnya adalah Abu Ja’far Muhammad bin Musa al-Khawarizmi dan di barat ia lebih dikenal dengan nama Algoarisme atau Algorisme. Dalam bukunya al-Khawarizmi memperkenalkan kepada dunia ilmu pengetahuan angka 0 (nol) yang dalam bahasa arab disebut sifr. Sebelum al-Khawarizmi memperkenalkan angka nol, para ilmuwan mempergunakan abakus, semacam daftar yang menunjukkan satuan, puluhan, ratusan, ribuan, dan seterusnya, untuk menjaga agar setiap angka tidak saling tertukar dari tempat yang telah ditentukan dalam hitungan. Akan tetapi, hitungan seperti ini tidak mendapat sambutan dari kalangan ilmuwan Barat ketika itu dan mereka lebih tertarik untuk mempergunakan raqam al-binji (daftar angka arab, termasuk angka nol), hasil penemuan al-khawarizmi. Dengan demikian angka nol baru dikenal dan dipergunakan orang Barat sekitar 250 tahun setelah ditemukan al-Khawarizmi.
2.      Al-Battani (850-923)
Al Battani (sekitar 850923) adalah seorang ahli astronomi dan matematikawan dari Arab. Al Battani (Bahasa Arab أبو عبد الله محمد بن جابر بن سنان الحراني الصابي البتاني ; nama lengkap: Abū ʿAbdullāh Muḥammad ibn Jābir ibn Sinān ar-Raqqī al-Ḥarrani aṣ-Ṣabiʾ al-Battānī) , lahir di Harran dekat Urfa. Beliau adalah seorang ahli astronomi dan matematikawan dari Arab. Salah satu pencapaiannya yang terkenal adalah tentang penentuan tahun matahari sebagai 365 hari, 5 jam, 46 menit dan 24 detik. Dalam bidang matematika, Al Batani banyak berperan dalam hal trigonometri. Istilah, pengertian, dan sejumlah rumus sinus dan cotangen berhasil diuraikannya dengan sempurna, lengkap dengan tabel-tabelnya dalam bentuk derajat-derajat sudut.
Adapun persamaan trigonometri yang ditemukannya adalah Ia juga memecahkan persamaan sin x = a cos x dan menemukan rumus dan menggunakan gagasan al-Marwazi tentang tangen dalam mengembangkan persamaan-persamaan untuk menghitung tangen, cotangen dan menyusun tabel perhitungan tangen. 
3.      Al-Qalasadi
Konstribusi Alqalasadi dalam mengembangkan matematika sungguh sangat tak ternilai. Ia sang matematikus Muslim abad ke-15, kalau tanpa dia boleh jadi manusia tidak mengenai simbol-simbol ilmu hitung. Sejarah mencatat Alqasadi merupakan salah seorang matematikus muslim yang berjasa mengenalkan simbol-simbol Aljabar.
Al-Qalasadi dalam mengembangkan matematika sungguh sangat tak ternilai. Ia sang matematikus Muslim di abad ke-15, kalau tanpa dia boleh jadi dunia dunia tak mengenal simbol-simbol ilmu hitung. Sejarang mencatat, al Qalasadi merupakan salah seorang matematikus Muslim yang berjasa memperkenalkan simbol-simbol Aljabar. Symbol-simbol tersebut pertama kali dikembangkan pada abad 14 oleh Ibnu al-Banna kemudian pada abad 15 dikembangkan oleh al-Qalasadi, al-Qalasadi memperkenalkan symbol-simbol matematika dengan menggunakan karakter dari alphabet Arab [3]. Ia menggunakan wa yang berarti “dan” untuk penambahan (+), untuk pngurangan (-), al-Qalasadi menggunakan illa berarti “kurang”. Sedangkan untuk perkalian (x), ia menggunakan fi yang berarti “kali”. Simbol ala yang berarti ”bagi” digunakan untuk pembegian (/).
4.      Al-Khazin atau Abu Ja’far Al-Khazin
Al-Khazin atau Abu Ja’far Al-Khazin Beliau seorang astronom dan ahli matematika Muslim Persia dari Khurasan. Dia menguasai bidang astronomi dan teori bilangan. Beliau merupakan salah satu ilmuwan yang dibawa ke Istana Rayy oleh penguasa Dinasti Buyid, Adud ad-Dawlah. Sekitar tahun 959 – 960 al-Khazin diminta oleh wazir dari Rayy, untuk mengukur arah miring ekliptika atau sudut di mana matahari muncul untuk membuat garis khatulistiwa bumi. Dia dikatakan telah membuat pengukuran menggunakan cincin sekitar 4 meter.
5.      Al-Karaji
Abu Bakar bin Muhammad bin Al Husain al-Karajī atau al-Karkhī (953 di Karajatau Karkh – 1029) adalah seorang matematikawan muslim Persia abad ke-10 dan insinyur. Tiga karya utamanya adalah Al-Badi’ fi’l-hisab (perhitungan yang indah), Al-Fakhri fi’l-jabr wa’l-muqabala (aljabar yang agung), dan Al-Kafi fi’l- hisab (perhitungan yang memadai). Beliau lahir di Karajatau Karkh. Al-Karaji menulis tentang matematika dan teknik. Beberapa menganggap dia hanya ulang ide-ide orang lain ia dipengaruhi oleh Diophantus tetapi kebanyakan menganggapnya lebih orisinil, khususnya untuk membebaskan aljabar dari geometri.
Muhammad al-Karaji adalah salah seorang ilmuwan Muslim yang berjasa mengembangkan studi hidrologi, seorang saintis terkemuka dari Karaj, Persia. Lewat Kitab Inbat al-miyah al-Khafiya, al-Karaji mengkaji dan menyumbangkan pemikirannya dalam ilmu ekstraksi air bawah tanah. Berkat kehebatannya, ia bahkan mendapat julukan sebagai pelopor mesin tenaga air. Penguasaan di bidang ini meliputi masalah penyediaan berbagai sarana air bersih, pengendalian gerakan air, serta penemuan berbagai teknologi hidrologi. Teknologi pengeolaan yang dikenalkan al Karaji merupakan metode pengelolaan air yang canggih yang membuat pasokan air di kota-kota modern Islam tetap melimpah sehingga perkembangan kota tetap pesat.
Di usianya yang masih muda, ia telah melanglangbuana ke Baghdad. Di pusat pemerintahan Kekhalifahan Abbasiyah, yang saat itu dikuasai Dinasti Buwaih, ia memegang posisi tinggi dalam bidang administrasi, sekitar tahun 402 H/1011-1012 M. Setelah itu dia kembali ke tanah kelahirannya.
Hal itu diungkapkan Mohammed Abattouy dalam karyanya bertajuk Muhammad Al-Karaji: A Mathematician Engineer from the Early 11th Century. Menurut Abattouy, pengusaan teknologi mesin air di duniaIslam telah melahirkan sebuah revolusi pertanian yang berbasis pada penguasaan di bidang hidrologi.
Abattouy mengungkapkan, salah seorang ilmuwan Muslim yang menjadi peristis di bidang mesin air adalah Muhammad al-Karaji. Ia adalah seorang ahli matematika dan juga ahli mesin. Menurut Abattouy, pada masa itu, al-Karaji sudah mampu menjelaskan tentang air bawah tanah dan segala perlengkapannya.
6.      Al-Abbas ibn Said al-Jawhari atau Al-Jawhari
Al-Abbas ibn Said al-Jawhari atau Al-Jawhari adalah seorang matematikawan Arab dan astronom yang menulis tentang Euclid’s Elements dan menjadi yang pertama untuk mencoba bukti dalil paralel. Beliau adalah seorang ahli geometri yang bekerja di Rumah Kebijaksanaan di Baghdad dan dalam waktu singkat di Damaskus di mana ia membuat pengamatan astronomi.
Beliau lahir di Baghdad, al-Jawhari adalah anggota sebuah lembaga ulama yang didirikan oleh Khalifah al-Ma’mun (sekitar 813-833). Dalam bukunya Commentary on Euclid’s Elements, al-Jawhari menyajikan sekitar 50 dalil selain yang ditawarkan oleh Euclid, ia berusaha meskipun tidak berhasil untuk membuktikan postulat paralel.
7.      Abd al-Hamid ibn Turki
Beliau yang dikenal juga sebagai Abd al-Hamid bin Wase bin Turk Jili adalah matematikawan muslim Turki pada abad kesembilan.
Dia menulis sebuah karya pada aljabar yang hanya terdiri dari bab “Kebutuhan Logika    dalam  Persamaan   Campuran”,    pada  solusi persamaan kuadrat, dan masih ada sampai saat ini.
Dia menulis sebuah naskah berjudul Kebutuhan logis dalam Persamaan Campuran, yang sangat mirip dengan al-Khwarzimi Al-Jabr dan diumumkan di sekitar waktu yang sama, atau bahkan mungkin lebih awal dari Al-Jabr. Naskahnya memberikan persis demonstrasi geometris yang sama seperti yang ditemukan di Al-Jabr, dan dalam satu kasus contoh yang sama seperti yang ditemukan di Al-Jabr, dan bahkan melampaui Al-Jabr dengan memberikan bukti geometris bahwa jika determinan negatif maka persamaan kuadrat tidak memiliki solusi . Kesamaan antara dua karya tersebut telah menyebabkan beberapa sejarawan untuk menyimpulkan aljabar yang mungkin telah dikembangkan dengan baik pada saat al-Khwarizmi dan ‘Abd al-Hamid.
8.      Yaqub ibn Ishaq al-Kindi
Abu Yūsuf Yaʻqūb ibn ʼIsḥāq aṣ-Ṣabbāḥ al-Kindī lahir pada tahun 801 dan wafat pada tahun 873 M ini juga dikenal sampai ke Barat oleh versi nama Latinnya “Alkindus”. Alkindus dikenal di barat sebagai seorang polymath Arab Irak,  filsuf Islam, ilmuwan, ahli astronomi, kosmologi, kimia, ahli logika, matematikawan, musisi, dokter, ahli fisika, psikolog, dan meteorologi. Al-Kindi adalah yang pertama dari para filsuf Peripatetik Muslim, dan dikenal atas usahanya untuk memperkenalkan filsafatYunani dan Helenistik ke dunia Arab.
Beliau dikenal sebagai filsuf pertama yang lahir dari kalangan Islam. Semasa hidupnya, selain bisa berbahasa Arab, ia mahir berbahasa Yunani. Banyak karya-karya para filsuf Yunani diterjemahkannya dalam bahasa Arab; antara lain karya Aristoteles dan Plotinos. Sayangnya ada sebuah karya Plotinus yang diterjemahkannya sebagai karangan Aristoteles yang berjudul Teologi menurut Aristoteles, yang di kemudian hari menimbulkan sedikit kebingungan.
Ia adalah filsuf berbangsa Arab dan dipandang sebagai filsuf Muslim pertama. Secara etnis, al-Kindi lahir dari keluarga berdarah Arab yang berasal dari suku Kindah, salah satu suku besar daerah Jazirah Arab Selatan. Salah satu kelebihan al-Kindi adalah menghadirkan filsafat Yunani kepada kaum Muslimin setelah terlebih dahulu mengislamkan pikiran-pikiran asing tersebut.
Al Kindi telah menulis banyak karya dalam pelbagai disiplin ilmu, dari metafisika, etika, logika dan psikologi, hingga ilmu pengobatan, farmakologi, matematika, astrologi dan optik, juga meliputi topik praktis seperti parfum, pedang, zoologi, kaca, meteorologi dan gempa bumi.
Di antaranya ia sangat menghargai matematika. Hal ini disebabkan karena matematika, bagi al-Kindi, adalah mukaddimah bagi siapa saja yang ingin mempelajari filsafat. Mukaddimah ini begitu penting sehingga tidak mungkin bagi seseorang untuk mencapai keahlian dalam filsafat tanpa terlebih dulu menguasai matematika. Matematika di sini meliputi ilmu tentang bilangan, harmoni, geometri dan astronomi.
Yang paling utama dari seluruh cakupan matematika di sini adalah ilmu bilangan atau aritmatika karena jika bilangan tidak ada, maka tidak akan ada sesuatu apapun.
Al-Kindi membagi daya jiwa menjadi tiga: daya bernafsu (appetitive), daya pemarah (irascible), dan daya berpikir (cognitive atau rational). Sebagaimana Plato, ia membandingkan ketiga kekuatan jiwa ini dengan mengibaratkan daya berpikir sebagai sais kereta dan dua kekuatan lainnya (pemarah dan nafsu) sebagai dua ekor kuda yang menarik kereta tersebut. Jika akal budi dapat berkembang dengan baik, maka dua daya jiwa lainnya dapat dikendalikan dengan baik pula. Orang yang hidupnya dikendalikan oleh dorongan-dorongan nafsu birahi dan amarah diibaratkan al-Kindi seperti anjing dan babi, sedang bagi mereka yang menjadikan akal budi sebagai tuannya, mereka diibaratkan sebagai raja.
Menurut al-Kindi, fungsi filsafat sesungguhnya bukan untuk menggugat kebenaran wahyu atau untuk menuntut keunggulan yang lancang atau menuntut persamaan dengan wahyu. Filsafat haruslah sama sekali tidak mengajukan tuntutan sebagai jalan tertinggi menuju kebenaran dan mau merendahkan dirinya sebagai penunjang bagi wahyu.
Ia mendefinisikan filsafat sebagai pengetahuan tentang segala sesuatu sejauh jangkauan pengetahuan manusia. Karena itu, al-Kindi dengan tegas mengatakan bahwa filsafat memiliki keterbatasan dan bahwa ia tidak dapat mengatasi problem semisal mukjizat, surga, neraka, dan kehidupan akhirat. Dalam semangat ini pula, al-Kindi mempertahankan penciptaan dunia ex nihilio, kebangkitan jasmani, mukjizat, keabsahan wahyu, dan kelahiran dan kehancuran dunia oleh Tuhan.
Al-Kindi mengumpulkan berbagai karya filsafat secara ensiklopedis, yang kemudian diselesaikan oleh Ibnu Sina (Avicenna) seabad kemudian. Ia juga tokoh pertama yang berhadapan dengan berbagai aksi kejam dan penyiksaan yang dilancarkan oleh para bangsawan religius-ortodoks terhadap berbagai pemikiran yang dianggap bid’ah, dan dalam keadaan yang sedemikian tragis (terhadap para pemikir besar Islam), al Kindi dapat membebaskan diri dari upaya kejam para bangsawan religius-ortodoks itu.
9.      Banu Musa
Banu Musa terdiri dari tiga bersaudara yang bekerja di Rumah Kebijaksanaan di Baghdad. Risalah matematika paling terkenal mereka adalah kitab dari pengukuran pesawat dan angka bulat, yang dianggap masalah yang sama seperti Archimedes lakukan pada pengukuran lingkar, pada bola dan silinder. Banu Musa melihat daerah lingkaran sedikit berbeda dari orang-orang Yunani lakukan. Dalam penelitian mereka menerjemahkan, orang-orang Yunani memandang volume dan area yang lebih dalam hal rasio, daripada memberikan mereka sebuah nilai angka yang sebenarnya. Sebagian besar dari mereka berdasarkan pengukuran tersebut relatif pada ukuran benda lain. Dalam salah satu publikasi yang masih hidup mereka Kitab marifat masakhat al-ashkal Kitab Pengukuran Pesawat dan Angka Bulat) Banu Musa memberi volume dan luas jumlah nilai. Ini adalah bukti bahwa tidak hanya menerjemahkan materi Yunani dan menciptakan. Mereka benar-benar membangun konsep dan datang dengan beberapa karya asli mereka sendiri.
Yang paling populer dari publikasi mereka adalah Kitab al-hiyal, yang sebagian besar karya Aḥmad, saudara tengah, adalah sebuah buku yang penuh dengan seratus perangkat mekanik. Ada beberapa penemuan yang nyata praktis dalam buku ini termasuk lampu dengan mekanis redup, bolak air mancur, dan ambil clamshell. Delapan puluh dari perangkat ini digambarkan sebagai “kapal trik” yang menunjukkan penguasaan nyata mekanika, dengan fokus nyata pada penggunaan tekanan ringan. Beberapa perangkat tampaknya ulangan dari karya-karya Yunani sebelumnya, tapi sisanya yang jauh lebih maju dari apa yang orang-orang Yunani yang telah lakukan.
10.  Abu Abd Allah Muhammad ibn Isa Al-Mahani
Beliau adalah salah satu penulis modern yang dikandung gagasan pemecahan teorema bantu yang digunakan oleh Archimedes dalam proposisi keempat buku kedua dari risalah tentang bola dan silinder aljabar.
Abu-Abdullah Muhammad bin Isa Mahani (ابوعبدالله محمد بن عیسی ماهانی) adalah seorang Muslim Persia, matematikawan dan astronom dari Mahan, Kerman,Persia. Serangkaian pengamatan gerhana bulan dan matahari dan konjungsi planet, yang dibuat oleh dia 853-866, ternyata digunakan oleh Ibn Yunus. Dia menulis komentar tentang Euclid dan Archimedes, dan meningkatkan terjemahan Ishaq bin Hunain tentang Menelaus dari Alexandria Spherics. Dia mencoba sisa-sisa untuk memecahkan masalah Archimedes: untuk membagi bola dengan cara pesawat menjadi dua segmen berada dalam rasio tertentu volume. Masalah yang menyebabkan persamaanhkubik, yang disebut persamaan al-Mahani itu.
11.  Umar Kayyam
Beliau lahir pada tahun 1048 di Khurasan. Nama lengkapnya adalah Ghyasiddin Abul Fatih ibn Ibrahim al-Khayyam. Umar Khayyam dikenal sebagai ilmuwan cerdas abad pertengahan. Ia memiliki nama besar di bidang matematika, astronomi dan sastra. Adapun di bidang matematika, khususnya mengenai aljabar, ia juga menghasilkan sebuah karya, seperti al-Jabr (Algebra). Al-Hajjaj bin Yusuf bin Matar adalah seorang matematikawan Arab yang pertama kali menerjemahkan Elemen Euclid dari bahasa Yunani ke dalam bahasa Arab.
Selain sebagai seorang matematikawan dia juga terkenal sebagai astronom yang memperhitungkan bagaimana mengoreksi kalender Persia. Pada 15 Maret 1079, Sultan Jalaluddin Maliksyah Saljuqi (1072-1092) memberlakukan kalender yang telah diperbaiki Umar, seperti yang dilakukan oleh Julius Caesar di Eropa pada tahun 46 SM dengan koreksi terhadap Sosigenes, dan yang dilakukan oleh Paus Gregorius XIII pada Februari 1552 dengan kalender yang telah diperbaiki Aloysius Lilius (meskipun Britania Raya baru beralih dari Kalender Julian kepada kalender Gregorian pada 1751, dan Rusia baru melakukannya pada 1918). Dia pun terkenal karena menemukan metode memecahkan persamaan kubik dengan memotong sebuah parabola dengan sebuah lingkaran.
Itu adalah sebagian kecil ilmuwan matematika, masih banyak ilmuwan matematika muslim dan banyak juga ilmuwan muslim di bidang lain seperti fisika, kimia, biologi, kedokteran, filsafat, dll. Bagi umat muslim, mari kita jadikan ilmuwan-ilmuwan muslim ini sebagai salah satu motivasi kita bahwa kita sebagai seorang muslim bisa juga menjadi ilmuwan penemu konsep, terutama konsep matematika.
SUMBER INTERNET


Rabu, 14 September 2016


LOGO UNIVERSITAS ABDURRAB

1. Akademi Analisis Kesehatan


2. Program Studi DIII Keperawatan 


3. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik


4. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan


5. Fakultas Psikologi


6. Fakultas Teknik


7. Program Studi DIII Fisioterapi



 8. Program Studi Hubungan Inernasional

9. Program Studi Ilmu Komunikasi


10. Program Studi Ilmu Pemerintahan


11. Program Studi DIII Kebidanan


12. Program Studi Kedokteran


13. AL-ISLAM


14. LDPI


15. Masjid Ath-Thabrani


16. Program Studi Psikologi


17. Program Sudi Teknik Sipil


18. STEI IQRA


19. Program Studi Teknik Informatika


20. Univrab





BIODATA DIRI

A.    Data Diri

Nama Lengkap
:

Hengki Saputra

NIM
:
152220113023

Tempat/Tanggal Lahir
:
Sintong/12 Desember 1994

Jenis Kelamin
:
Laki-Laki

Alamat Tinggal Sekarang
:
Jl. Merpati Sakti, Kel. Simpang Baru,
Kec. Tampan, Pekanbaru, Riau

No. Hp/Telpn
:
0821 7447 7465

Asal SMA
:
SMA Negeri 4 Tanah Putih
Kab. Rokan Hilir,  Riau

E-Mail
:

Blog
:
hengkisaputra77.blogspot.co.id

Jurusan/Program Studi
:
Teknik Sipil S1

Fakultas
:
Fakultas Teknik

Universitas
:
Universitas Abdurrab

B.     Permasalahan Yang Dihadapi Diperkuliahan.


Setelah pertemuan yang dilaksankan belum ada timbul permasalah. Namun, belajar pada mata kuliah Al-Islam 1. Permasalahan yang kerap timbul pada proses perkuliahan adalah kurang nya prioritas penggunaan waktu dari dosen sebelumnya (Dosen jarang masuk).


C.    Uraikan Hubungan Ilmu Agama Islam dengan Program Studi Teknik Sipil.


Posisi kita sebagai makhluk yang diciptakan paling sempurna oleh Allah SWT adalah menemukan jalan hidup  yang baik dengan ilmu pengetahuan yang seluas-luasnya. Seperti halnya ilmu yang dipelajari di teknik sipil bertujuan merencanakan sebuah bangunan yang kuat. Dalam islam kita dituntut untuk menuntut ilmu sebanyak mungkin, hal ini di perkuat dengan Ayat Al-Quran pertamakali yang dekeluarkan oleh Allah yaitu, iqro (bacalah), dan kita disuruh untuk membaca agar memperkaya wawasan dan pengetahuan. Nabi Muhamad saw juga bersabda: Tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina, sabda yang lain mengatakan bahwa Menuntut ilmu itu wajib dari lahir sampai masuk ke liang kubur. Dan Allah akan menjunjung derajat manusia yang mempunyai banyak ilmu. Berikut ini beberapa hal persamaan antara ilmu sipil dan ilmu agama Islam :

Dilihat dari tujuan
Dalam ilmu agama islam mengajarkan bagaimana membentuk hati (Qalbu) dan jiwa (Ruhiyah) yang kuat, dengan iman dijadikan sebagai landasan hidup/pondasi dan sholat diibaratkan sebagai tiang agama, maka rasa aman, nyaman dan ketenangan batin akan mengisi hidup kita. Sedangkan ilmu teknik sipil mengajarkan tentang bagaimana membuat kontruksi bangunan yang kuat sehingga dapat membuat rasa aman dan nyaman serta terciptanya kemaslahatan kepada pemilik maupun penghuni dalam bangunan tersebut.

Dilihat dari kerusakan srtuktur
Dalam ilmu teknik sipil terdapat hal-hal yang menyebabkan kerusakan pada srtuktur seperti beton keropos, kayu lapuk, besi berkarat,dll. Sebaliknya juga sama dalam Agama Islam, terdapat hal-hal yang menyebabkan kerusakan dalam iman dan kepribadian seperti iri hati, sombong, dengki, kikir, munafik, dll.

Dilihat dari proses pelaksanaan
Semua ilmu saling berhubungan dengan Islam, kalau dihubungkan dengan teknik sipil pada saat pelaksanaan pembangunan gedung yang yang di laksanakan oleh ahli sipil dalam bidang masing-masing dan tanpa  pengetahuan agama yang baik dapat menyebabkan kegagalan struktur karena proses ketidak jujuran dalam pelaksanaannya seperti berkurangnya semen, kayu atau baja struktur. Kegiatan beribadah pun dapat dikerjakan dengan baik dengan adanya masjid atau bangunan infrastruktur pendukung lainnya yang merupakan karya dari anak teknik sipil. Jika dilihat dari keduannya maka dapat disimpulkan bahwa semua ilmu itu baik jika dilandaskan oleh iman, karena tujuan dari islam adalah menuntun kearah yang benar dan ilmu sipil menafsir perencanaan bangunan dengan baik dan benar, sehingga sinergi dari kedua ilmu tersebut dapat memunculkan rasa aman, nyaman dan tentram dalam hidup.


Dalil Al-Qur’an Berkaitan dengan Ilmu Sipil.
”Dan Dia menancapkan gunung-gunung di bumi supaya bumi itu tidak goncang bersama kamu, (dan Dia menciptakan) sungai-sungai dan jalan-jalan agar kamu mendapat petunjuk. ” QS. An-Nahl : 16) [Gunung sebagai pasak bumi penahan gempa merupakan dari ilmu sipil Geologi teknik, sedangkan sungai dan jalan sebagai petunjuk arah manusia merupakan ilmu dari Rekayasa lalu lintas].

“Dan Allah menjadikan bagimu rumah-rumahmu sebagai tempat tinggal dan Dia menjadikan bagi kamu rumah-rumah (kemah-kemah) dari kulit binatang ternak yang kamu merasa ringan (membawa)nya di waktu kamu berjalan dan waktu kamu bermukim dan (dijadikan-Nya pula) dari bulu domba, bulu onta dan bulu kambing, alat-alat rumah tangga dan perhiasan (yang kamu pakai) sampai waktu (tertentu). ” (QS. An-Nahl : 80) [Teknologi material bangunan ringan dari bulu atau kulit binatang dapat dikembangkan dalam pelajaran Bahan bangunan]

“Dan kamu pahat sebagian dari gunung-gunung untuk dijadikan rumah-rumah dengan rajin.” (QS. Asy-Syu’araa : 149)
“Dan mereka memahat rumah-rumah dari gunung-gunung batu (yang didiami) dengan aman.” (QS. Al-Kahfi : 82)
[Konsep bangunan alami yang kokoh serta ramah lingkungan pada dinding gunung dapat dipelajari dalam ilmu teknik sipil dan dipadu dengan estetika bangunan pada arsitek]