TUGAS PRAKARYA
“Design Karya Tekstil”
Disusun Oleh :
MEGA PUSPITA
X MIPA5
SMA NEGERI 12 PEKANBARU
2016/2017
DESIGN TENTANG KARYA
KERAJINAN TEKSTIL
Kerajinan tekstil merupakan karya seni atau kerajinan yang
dibuat atau memakai tekstil sebagai bahan utama. Tekstil adalah bahan yang
berasal dari serat yang diolah menjadi benang atau kain sebagai bahan untuk
pembuatan busana dan berbagai produk kerajinan lainnya. Dari pengertian
tekstil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa bahan/produk tekstil meliputi
produk serat, benang, kain, pakaian dan berbagai jenis benda yang terbuat
dari serat. Pada umumnya bahan tekstil dikelompokkan menurut jenisnya sebagai
berikut:
a.
Berdasar jenis produk/bentuknya:
serat staple, serat filamen, benang, kain, produk jadi (pakaian / produk
kerajinan dll)
b.
Berdasar jenis bahannya: serat
alam, serat sintetis, serat campuran
c.
Berdasarkan jenis warna/motifnya:
putih, berwarna, bermotif/bergambar
d.
Berdasarkan jenis kontruksinya:
tenun, rajut, renda, kempa. benang tunggal, benang gintir.
Kerajinan tekstil yang akan diwujudkan menjadi karya seni akan
terwujud secara maksimal apabila melalui tahap pembuatan produk kerajinan
tekstil. Desain merupakan langkah awal dalam mewujudkan suatu karya seni, dan
desain merupakan rancangan yang akan memudahkan dalam pencapaian tujuan atau
penciptaan karya seni. Dengan demikian desain dapat diartikan sebagai suatu
rancangan gambar yang nantinya dilaksanakan dengan tujuan tertentu yang berupa
susunan dari garis, bentuk, warna, dan tekstur. Desain dapat diterapkan pada
berbagai benda yang ada di lingkungan kita.
Untuk mendapatkan suatu produk kerajinan tekstil yang baik
memerlukan sebuah perencanaan yang didalamnya terdapat kesatuan antara bahan
yang digunakan dengan fungsi serta jenis benda yang dibuat, kerumitan dalam
pengerjaannya yaitu perpaduan yang seimbang, berlawanan, atau saling
bertentangan yang menghasilkan nilai estetis pada benda tersebut.
Suatu desain yang baik akan memperlihatkan susunan yang teratur
dari bahan-bahan yang dipergunakan sehingga menghasilkan suatu benda yang indah
dan dapat dipergunakan. Dalam hal ini terdapat dua macam desain, yaitu structural
design(desain struktur) dan decorative design (desain
hiasan)
a. Structural Design (desain
struktur), Structural Design (desain struktur) adalah susunan
dari garis, bentuk, warna, dan tekstur dari suatu benda baik berupa benda yang
mempunyai ruang maupun gambaran dari suatu benda. Contoh deesain struktur:
gambaran suatu benda yang akan dibuat dilengkapi dengan keterangan ukuran,
warna, dan bentuknya.
b. Decorative Design (garnitur, Decorative
Design (garnitur) adalah sentuhan/ perlakuan
yang diberikan pada permukaan busana yang memberikan efek visual memperindah
penampilan. Garnitur bisa sebagai unsur dekoratif/hiasan atau sebagai unsur
fungsional. Terdapat tiga cara dalam menyusun decorative desain, yaitu: By
the color and pattern, By construction dedtails, By decorative trims.
(Davis dalam Mila Karmila, 2006: 27)
i.
By the color and pattern, yaitu warna dan motif yang tersusun dalam suatu bahan tekstil
pada busana, secara tidak langsung juga berfungsi sebagai decorative design.
ii.
By construction details, yaitu membentuk detail hiasan tertentu pada busana disini
biasanya dilakukan dengan membuat jahitan/setikan pada kain/tekstil.
iii. By decorative trims, yaitu teknik yang biasanya berupa tempelan kain diatas permukaan
kain dengan menambahkan unsur pelengkap lain pada permukaan kain.
Pembuatan produk kerajinan tekstil dilakukan dengan cara
menentukan jenis benda apa yang akan dibuat (benda hias atau benda pakai),
membuat desain produk, membuat desain hiasan pada produk, menyiapkan bahan dan
alat serta langkah kerja pembuatan produk kerajinan tekstil
1.
Kerajinan Batik
Pengertian Dan Fungsinya Membatik
merupakan kegiatan berkarya seni menggunakan bahan lilin yang dipanaskan dan
menggunakan alat canting atau kuas untuk membuat pola gambar atau motif yang
dioleskan di atas selembar kain. Teknik pewarnaannya menggunakan teknik tutup
celup. Karya seni batik ini merupakan salah satu seni terapan Nusantara yang
menjadi ciri khas kebanggaan bangsa Indonesia. Sekarang ini, teknik membatik
sudah lebih berkembang.
Membatik tidak saja menggunakan
alat canting tetapi sudah menggunakan jenis peralatan lain seperti kuas dan cap
(printing). Maka karya seni batik kemudian dibedakan menjadi :
a)
Karya seni Batik Tulis
Menggunakan alat tradisional berupa canting dengan teknik yang lebih sederhana.
b)
Karya seni Batik Cap (printing)
Menggunakan alat modern dengan teknik yang lebih beban dan kreatif. Berdasarkan
fungsinya, seni membatik dibedakan menjadi dua yaitu :
1.
Fungsi Praktis Kain Batik
dipergunakan sebagai bahan sandang untuk pakaian, sarung bantal, taplak meja
dan sebagainya
2.
Fungsi Estetis Kain dengan motif
batik dapat dipergunakan sebagai karya seni hias atau lukisan. Pola batik
gambar-gambar yang digunakan dalam membatik biasanya menggunakan ragam hias.
Untuk karya seni batik
tradisional selalu menggunakan ragam hias tertentu yang telah lama diterapkan
secara turun-temurun sejak jaman dulu. Ragam hias tersebut mempunyai makna atau
simbolik tertentu. Namun saat ini sudah banyak dijumpai ragam hias batik dengan
pola kreasi yang lebih bebas. Pola Hias merupakan unsur dasar yang dapat
dipergunakan sebagai pedoman dalam mendesain sebuah hiasan Motif Hias merupakan
pokok pikiran dan bentuk dasar dalam ragam hias, meliputi bentuk manusia,
alam, tumbuhan dan hewan. Ragam hias adalah bentuk susunan pola hias dari satu
atau lebih motif hias dengan kaidah estetik tertentu sehingga menghasilkan
bentuk yang indah Ragam hias dibedakan menjadi tiga yaitu :
a) Motif geometris (pilin ganda,
swastika, tumpal)
b) Motif non geometris (manusia,
tumbuhan, hewan)
c) Motif benda mati (air, awan,
batu, gunung, matahari)
2.
Kerajinan Sulam
Pengertian Bordir dan sulaman
Bordir atau sulaman adalah hiasan yang dibuat di atas kain atau
bahan-bahan lain dengan jarum jahit dan benang. Selain
benang, hiasan untuk sulaman atau bordir dapat menggunakan bahan-bahan seperti
potongan logam, mutiara, manik-manik, bulu burung, dan payet Hasil akhir sulaman dapat dibedakan menjadi:
·
Sulam datar: hasil sulaman rata
dengan permukaan kain
·
Sulam terawang (kerawang): hasil
sulaman berlubang-lubang, misalnya untuk taplakmeja dan pinggiran kebaya
·
Sulam timbul: hasil sulaman
membentuk gelombang di permukaan kain sesuai lekuk gambar. Jenis bordiran dan
sulaman Sulam bebas atau sulam benang.
Dalam sulam benang, benang dijahit
di atas kain dengan mengabaikan pola tenun kain. Teknik sulam seperti ini
dipakai dalam sulam wol seperti bordir tradisional Cina dan
Jepang. Sulam hitung jahitan Sulaman dibuat sambil menghitung jumlah jahitan
yang dibuat. Sulaman dilakukan di atas kain tenunan sejajar seperti kain kanvas,kain aida, kain strimin, dan kain linen. Jenis
sulaman yang termasuk sulam hitung jahitan adalah kruistik, sulam Assisi, needlepoint, dan blackwork.
3.
Kerajinan Jahit Perca
Pengertian jahit perca Perca
adalah sisa-sisa guntingan kain yang ada setelah membuat pakaian atau karya kerajinan
tekstil lainnya. Jahit perca/tambal seribu/patchwork adalah proses pembuatan
suatu produk kerajinan tekstil yang terbuat dari potongan-potongan kain / perca
yang digabungkan dengan cara dijahit sesuai dengan rencana. Jahit perca pada
dasarnya dipelajari keteknikannya bukan pada bahannya.
Jenis-jenis jahit perca
Ada beberapa jenis Jahit Perca
ditinjau dari cara pembuatannya adalah:
a.
Cara acak (tak beraturan), Jahit
perca cara acak (tak beraturan) adalah teknik jahit dengan menggabungkan
guntingan-guntingan kain dengan bentuk dan ukuran potongannya tidak sama,
kemudian guntingan- guntingan tersebut dijahit sesuai dengan desain. Berikut
ini adalah contoh karya jahit perca teknik acak.
b.
Cara jiplakan pola (template), Jahit
perca teknik jiplakan pola adalah teknik jahit dengan menggabungkan
guntingan-guntingan kain yang dipola terlebh dahulu, dan selanjutnya dijahit
sesuai dengan rencana.
c.
Cara tumpang tindih (overlapping),
Jahit perca teknik tumpang tindih adalah teknik jahit dengan menggabungkan
guntingan-guntingan kain yang di pola terlebih dahulu dengan cara meletakkan
pola bagian tengah diatas kain telah disiapkan dan selanjutnya dijahit bagian
tepinya, kemudian tindihlah dengan pola berikutnya dengan cara dijahit dengan
arah dari tengah ketepi hingga selesai secara keseluruhan.
d.
Cara jahit jelujur, Jahit jelujur
adalah teknik yang biasanya digunakan untuk memberi kesan keindahan. Untuk
menggabungkannya tetap dikerjakan dengan teknik jahit mesin. Cara ini sifatnya
hanya penghias, maka dapat diterapkan baik pada teknik acak, teknik template,
teknik overlapping maupun teknik pola geometris.
e.
Cara pola geometris. Teknik jahit
perca menggabungkan guntingan kain dengan bentuk polapola geometris (segi tiga,
segi empat, segi lima dan bentuk-bentuk lainnya) yang terukur dan selanjutnya
dijahit sesuai dengan desain.
4. Kerajinan Jahit Tindas
Jahit tindas (quilting) adalah
teknik menghias permukaan kain dengan cara melapisi atau mengisi kain dengan
bahan pelapis atau pengisi kemudian dijahit tindas pada permukaan kain sesuai
dengan rencana. Jahit tindas adalah teknik pembuatan suatu benda kerajinan
tekstil dengan cara mengisi atau melapiskan kain dengan bahan pelapis, kemudian
dijahit pada bagian atas kain sesuai dengan desain.
Jenis jahit tindas:
·
Jahit tindas pengisi lembaran
(wadded quilting) merupakan teknik menjahit dengan cara mengisi atau melapisi
diantara dua kain dengan bahan pelapis yang berupa lembaran, kemudian dijahit
sesuai pola (gambar).
·
Jahit tindas pengisi susulan
(padded/stuffed quilting) merupakan teknik menjahit tindas datar tetapi pada
bagian tertentu ditambahkan isian susulan (busa, dakron) untuk mendapatkan
kesan yang lebih menonjol.
·
Jahit tindas pengisi tali (corded
quilting), Pada prinsipnya sama dengan pengisi susulan, bedanya menggunakan
tali, penyelesaian bisa dijahit mesin atau tangan.
·
Jahit tindas efek bayangan
merupakan gabungan dari jahit tindas pengisi lembaran, susulan/tali hanya ada
penambahan kain transparan pada permukaan kain. 3. Bahan pelapis: - Koldore -
Dakron - Busa - Tali - Kapas
5. Kerajinan Cetak Saring
Cetak saring adalah salah satu
teknik proses cetak yang menggunakan layar (screen) dengan kerapatan tertentu
dan umumnya barbahan dasarNylon atau sutra. Layar ini kemudian diberi pola yang
berasal dari negatif desain yang dibuat sebelumnya. Kain ini direntangkan
dengan kuat agar menghasilkan layar dan hasil cetakan yang datar. Setelah
diberi fotoresis dan disinari, akan terbentuk bagian-bagian yang bisa dilalui
tinta dan tidak. Proses eksekusinya adalah dengan menuangkan tinta di atas
layar dan kemudian disapu menggunakan palet atau rakel yang terbuat dari karet.
Satu layar digunakan untuk satu warna. Sablo adalah sebuah teknik untuk
mencetak tinta diatas bahan dengan bentuk yang kita kehendaki. Dengan bantuan
screen sablon dan rakel sablon dalam proses pengerjaannya.
Keunggulan dari teknik sablon
adalah : bisa mencetak dengan jumlah yang banyak, hasil relatif stabil,
bisa menghasilkan beberapa efek menarik, mis : glitters, glow in the
dark, timbul, mengkilap/metalik, dsb. biaya cetak cukup terjangkau, fleksibel
bisa di aneka jenis permukaan bahan.
Pencetakan dengan cara sablon di
jaman serba Digital sekalipun akan terus diperlukan. Cetak dengan metode sablon
sangat diperlukan untuk pencetakan dalam media yang tidak memungkinkan
dilakukan oleh Mesin Digital dan Offset. Mesin sablon yang dapat bekerja
otomatis juga telah banyak dipakai saat ini, namun meskipun demikian cetak
sablon secara manual tentunya masih banyak dilakukan dengan pertimbangan biaya
lebih murah, misalkan Sablon Kain untuk sepanduk dan pakaian, Kaos, Souvenir,
sablon pada media plastik dan sebagainya.
6. Kerajinan Tenun
Kain Tenun Tenunan yang dikembangkan
oleh setiap suku/ etnis di Nusa Tenggara Timur merupakan seni kerajinan tangan
turun-temurun yang diajarkan kepada anak cucu demi kelestarian seni tenun
tersebut. Motif tenunan yang dipakai seseorang akan dikenal atau sebagai ciri
khas dari suku atau pulau mana orang itu berasal, setiap orang akan senang dan
bangga mengenakan tenunan asal sukunya. Pada suku atau daerah tertentu,
corak/motif binatang atau orang-orang lebih banyak ditonjolkan seperti Sumba
Timur dengan corak motif kuda, rusa, udang, naga, singa, orang-orangan, pohon
tengkorak dan lain-lain, sedangkan Timor Tengah Selatan banyak menonjolkan
corak motif burung, cecak, buaya dan motif kaif.
Bagi daerah-daerah lain corak motif
bunga-bunga atau daun-daun lebih ditonjolkan sedangkan corak motif binatang
hanya sebagai pemanisnya saja. Kain tenun atau tekstil tradisional dari Nusa
Tenggara Timur secara adat dan budaya memiliki banyak fungsi seperti :
1)
Sebagai busana sehari-hari untuk
melindungi dan menutupi tubuh.
2)
Sebagai busana yang dipakai dalam
tari-tarian pada pesta/upacara adat.
3)
Sebagai alat penghargaan dan
pemberian perkawinan (mas kawin)
4)
Sebagai alat penghargaan dan
pemberian dalam acara kematian.
5)
Fungsi hukum adat sbg denda adat
utk mengembalikan keseimbangan sosial yang terganggu.
6)
Dari segi ekonomi sebagai alat
tukar.
7)
Sebagai prestise dalam strata
sosial masyarakat.
8)
Sebagai mitos, lambang suku yang
diagungkan karena menurut corak/ desain tertentu akan melindungi mereka dari
gangguan alam, bencana, roh jahat dan lain-lain.
9)
Sebagai alat penghargaan kepada
tamu yang datang (natoni) Dalam masyarakat tradisional Nusa Tenggara Timur
tenunan sebagai harta milik keluarga yang bernilai tinggi karena kerajinan
tangan ini sulit dibuat oleh karena dalam proses pembuatannya/ penuangan
motif tenunan hanya berdasarkan imajinasi penenunsehingga dari segi ekonomi
memiliki harga yang cukup mahal.
Tenunan sangat bernilai dipandang
dari nilai simbolis yang terkandung didalamnya, termasuk arti dari ragam hias
yang ada karena ragam hias tertentu yang terdapat pada tenunan memiliki nilai
spiritual dan mistik menurut adat. Pada mulanya tenunan dibuat untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari sebagai busana penutup dan pelindung tubuh,
kemudian berkembang untuk kebutuhan adat (pesta, upacara, tarian,
perkawinan, kematian dll), hingga sekarang merupakan bahan busana resmi dan
modern yang didesain sesuai perkembangan mode, juga untuk memenuhi
permintaan/ kebutuhan konsumen.
Dalam perkembangannya, kerajinan
tenun merupakan salah satu sumber pendapatan (UP2K) masyarakat Nusa Tenggara
Timur terutama masyarakat di pedesaan. Pada umumnya wanita di pedesaan
menggunakan waktu luangnya untuk menenun dalam upaya meningkatkan pendapatan
keluarganya dan kebutuhan busananya. Jika dilihat dari proses produksi atau
cara mengerjakannya maka tenunan yang ada di Nusa Tenggara Timur dapat
dibagi menjadi tiga jenis, yakni :
·
Tenun Ikat : disebut tenun ikat
karena pembentukan motifnya melalui proses pengikatan benang. Berbeda
dengan daerah lain di Indonesia, untuk menghasilkan motif pada kain
maka benang pakannya yang diikat, sedangkan tenun ikat di Nusa Tenggara Timur,
untuk menghasilkan motif maka benang yang diikat adalah benang Lungsi
·
Tenun Buna : istilah daerah
setempat (Timor Tengah Utara) "tenunan buna" yang maksudnya menenun
untuk membuat corak atau ragam hias/motif pada kain mempergunakan benang yang
terlebih dahulu telah diwarnai.
·
Tenun Lotis/ Sotis atau Songket :
disebut juga tenun Sotis atau tenun Songket, dimana proses pembuatannya
mirip dengan pembuatan tenun Buna yaitu mempergunakan benang-benang yang
telah diwarnai.
Dari ketiga jenis tenunan tersebut
diatas maka penyebarannya dapat dilihat sebagai berikut :
·
Tenun Ikat : penyebarannya hampir
merata disemua Kabupaten di Nusa Tenggara Timur kecuali Kabupaten Manggarai dan
sebagian Kabupaten Ngada.
·
Tenun Buna : Penyebarannya di
Kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan, Belu dan yang paling banyak adalah di
Kabupaten Timor Tengah Utara.
·
Tenun Lotis/ Sotis atau Songket ;
terdapat di Kabupaten/ Kota Kupang, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara,
Belu, Alor, Flores Timur, Lembata, Sikka, Ngada, Manggarai, Sumba Timur dan
Sumba Barat.
7. Kerajinan Tapes Tri
Apestry adalah sebuah bentuk seni
tekstil berupa tenun tradisional yang biasa dilakukan pada alat tenun
vertikal. Namun, juga dapat dilakukan di lantai juga. Proses htenun ini terdiri
dari dua arah benang yang bersilangan, yang sejajar dengan panjang disebut “warp”
/ benang lungsin dan sejajar dengan lebar disebut “weft” / benang pakan. Kebanyakan
penenun tapestry menggunakan benang lungsin berbahan alami seperti benang
linen atau benang katun. Benang pakan yang dipakai berupa benang wol atau
benang katun, namun bisa pula benang sutra, benang emas, benang perak,
atau alternatif media lain. Tapestry telah diproduksi dan digunakan sejak zaman
Helenis.
Contoh kerajinan tapestry Yunani
yang pernah ditemukan berasal dari abad ke-3 SM dalam kondisi terawetkan di
gurun Tarim Basin. Kerajinan tapestry mencapai tahap baru produksi massal di
Eropa pada awal abad ke-14 Masehi. Gelombang pertama produksi berasal
dari Jerman dan Swiss. Seiring waktu, kerajinan diperluas ke Prancis dan
Belanda.
Konotasi istilah tapestry ini
juga digunakan untuk menggambarkan hasil kerajinan tekstil yang dibuat pada
alat tenun Jacquard. Sebelum tahun 1990-an, tapestry yang terkenal Abad
Pertengahan telah diproduksi dengan menggunakan teknik Jacquard. Namun pada
abad modernisasi, artis seperti Chuck Close dan Magnolia Editions telah
mengadaptasi proses Jacquard yang terkomputerisasi untuk menghasilkan
karya seni rupa yang indah memukau.
8. Kerajinan Makrame
Makrame adalah bentuk seni
kerajinan simpul-menyimpul dengan menggarap rantaian benang awal dan
akhir suatu hasil tenunan, dengan membuat berbagai simpul pada rantai
benang tersebut sehingga terbentuk aneka rumbai dan jumbai Dalam membuat
makrame, ada beberapa teknik yang digunakan antara lain teknik
pilin,simpul,anyam, atau rajut. Hasil karya kerajinan makrame memiliki
kesesuaian fungsi, kekuatan, dan keindahan yang berbeda-beda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar